Saturday, September 20, 2008

Segitiga Sukses Kehidupan

Ada sbuah true story tentang perjalanan seorang eksekutif. Awalnya ia adalah seorang direktur di sebuah perusahaan multinasional. Karier dan kedudukannya terhormat meski ia bukan seorang pemimpin puncak. Tapi, ketika ada pergantian pemegang saham, yang ternyata tidak begitu menyukainya, seluruh jabatnnya dipreteli hingga ia hanya menjadi seorang karyawan biasa. Tetapi buat dia tidak masalah, karena baginya kerja adalah ibadah. Jabatan dan posisi hanya efek dari keseriusan kita menjalankan ibadah, selain itu gajinya juga tidak berkurang.

Setelah sekian lama, mungkin pemilik baru ini akhirnya kasihan, akhirnya dia diberikan jabatan baru yang terkesan diada-adakan untuk eksekutif seperti dia yaitu yang berkaitan dengan manajemen lingkungan seperti kesehatan dan keselamatan kerja. Tetapi dia ikhlas menjalaninya. Tanpa dinyana, karena dia menjalankan dengan senang hati, jabatannya berkembang dan dia menjadi orang oenting yang sering keluar negeri.

Tetapi. badai kembali datang, yang memaksa si eksekutif ini untuk keluar dari perusahaanya tersebut. Dengan perasaan serbaik sangka kepada Allah, dia menerima dengan lapang dada meskipun kini dia seorang pengangguran. Ternyata, jabatan kurang penting tentang manajemen lingkungan yang dulu dipegangnya membawa berkah. Sebuah perusahaan safety international di Amerika Serikat mengontaknya hingga akhirnya dia bekerja di perusahaan tersebut dengan gaji seperempatnya dari gaji yang dulu dia terima, walau begitu gaji yang dia terima dalam bentuk dollar. Rezeki dan nasib tidak bisa diterka, krisis membuat nilai tukar dollar dari Rp. 2500,- menjadi Rp. 15000,- (waktu itu), sehingga gajinya menjadi berkali-kali lipat.

True story ini membuahkan satu kesimpulan. Ada tiga kunci agar orang bisa sukses dalam kehidupan. Kunci-kunci ini disebut sebagai Segitiga Sukses kehidupan.

Segitiga ini berbentuk sama sisi. Dalam beberapa kondisi ia akan menuju ke salah satu sisinya, tapi kemudian akan segera kembali sama sisi dengan tindakan sisi atau sudut lain sebagai penyeimbang. Segitiga ini terdiri atas tiga titik sudut, yaitu Khusnudzan (berbaik sangka),Syukur, dan Sabar.

A. Kunci Pertama KHUSNUDZAN
Menurut sang eksekutif, kunci pertama sukses adalah selalu berprasangka baik kepada Allah. Apapun yang menimpa diri kita, apakah itu baik atau buruk, maka itulah yang terbaik bagi kita menurut-Nya. Bahkan ia tidak perduli lagi apakah yang menimpanya sesuatu yang baik atau buruk, yang ada dalam benaknya adalah berusaha sebaik mungkin dan hanya berharap pahala dari Allah SWT.

B. Kunci Kedua SYUKUR
Apabila sesuatu yang menimpa diri kita sesuai dengan keinginan kta, maka kunci kedua adalah syukur. Syukur karena masih mempunyai gaji meskipun jabatan rendah, sykur atas segala yang dialaminya. Jadi, bentuk syukur manusia adalah dengan mengucapkan terima kasih atau alhamdulillah, kemudian memanfaatkan rezeki ke jalan yang diridhai-nya. Selain itu, dengan bersyukur insya Allah, Allah akan menambah nikmat-Nya.

C. Kunci Ketiga SABAR
Apabila sesuatu yang menimpa diri kita tidak sesuai dengan keinginan kita, maka kunci ketiga adalah sabar. Kesabaran akan mudah dilakuka bila dikaitkan dengan kunci pertama, yaitu KHUSNUDZAN. Karena di balik semua itu, insya Allah selalu ada hikmah atau kebaikan yang tersembunyi.

Hikmah adalah makna hakiki yang terkandung dalam sebuah peristiwa. Hikmah selalu bernilai positif karena mencerminkan sifat Allah yang Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Setiap peristiwa ada hkmahnya, ada manusia yang bisa menemukan, ada yang tidak. Kebiasaan mencari hikmah dalam setiap peristiwa juga mempengaruhi mudah tidaknya seseorang mendapatkan hikmah.

0 comments:

Template by : Kendhin x-template.blogspot.com